Rabu, 26 Desember 2007

Reksadana

13 Desember 2007 merupakan momen awal bagi saya dalam melakukan pilihan berinvestasi di reksadana. Kecenderungan menurunnya tingkat suku bunga deposito sepanjang tahun 2006 - 2007 , dari 13% dan terus menurun sampai 6% (gross) dimana jika memasukkan unsur pajak penghasilan sebesar 20%, maka real net interest deposito maksimum sebesar 10,4% yang terus menurun hingga 4,8% setahun.

Sepanjang tahun 2007 net return dari deposito di BANK UMUM hanya sebesar 5% (after tax). Tentu saja return setahun sebesar 5% ini sangatlah jauh lebih kecil bila dibanding dengan pilihan berinvestasi di reksadana. Dari informasi / telaah sekilas saja via website:

http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/tabel_reksadana/

http://www.infovesta.com/

dari sana dapat terlihat bahwa pilihan investasi direksadana pendapatan tetap bisa mencapai 12%, campuran 30% dan saham 50% setahun (Periode 2005 - 2007). Menariknya investasi pada reksadana di Tahun 2007 tentu tidak terlepas dari perkembangan IHSG yang sangat menggembirakan. Sanggupkah IHSG menembus level 2800 diakhir tahun ini?
(sisa 2 hari bursa pada saat tulisan ini dibuat , kamis 26 des 2007. Libur tahun baru 29.12.07)

Bagaimana kiranya prospek pasar modal & reksadana Indonesia sepanjang tahun 2008?
Apakah masih cukup menarik?

Begitu banyak isu dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar modal, diantaranya ekonomi global, harga minyak yang meroket (mendekati US 100), krisis properti di USA, peran spekulan dan trader besar, kondisi ekonomi dan politik dalam negri, corporate action dari para emiten, dll.

Berlakulah teorema investasi yang terkenal : 'High Risk, High Return'
Jika ingin mendapatkan return kecil (misal 5% setahun maka pilihlah deposito),
Jika ingin mendapatkan return 6-10% investasikan pada reksadana pendapatan tetap
Jika ingin mendapatkan return 11-30% berinvestasilah pada reksadana campuran
Jika ingin memperoleh return 31-40% silahkankan pilih reksadana saham
(NOTE : sumber data tahun 2006 - 2007)

Semakin tinggi tingkat return yang ingin kita peroleh (harapkan), maka resiko yang akan kita hadapi / tanggung juga akan berbanding lurus.

Kemungkinan resiko yang akan muncul dalam berinvestasi di reksadana adalah dana investasi dapat berkurang. Misalkan awalnya kita memiliki dana Rp. 10.000.000,- dikarenakan kondisi pasar modal yang buruk / ketidakpiawaian dalam memilih manajer investasi, bisa saja diakhir tahun dana kita dapat berkurang menjadi Rp. 90.000.000,-. Resiko semacam inilah yang harus dipahami oleh para investor sebelum mereka memutuskan untuk berinvestasi di reksadana. Namun jika kita pilih deposito, selama dana kita tidak lebih dari Rp.100 juta, masih ada jaminan dari pemerintah (LPS : Lembaga Penjaminan Simpanan) untuk menggantikan dana nasabah (dana pihak ketiga) seandainya terjadi default (bank tempat membuka deposito mengalami krisis finansial / bangkrut) tetapi tentu saja setelah melewati prosedur yang melelahkan tak jarang pula menjengkelkan ;(

Boleh dikata, saya termasuk investor baru dalam berinvestasi di reksadana.
Dari pertengahan Desember 2007 ini, reksadana yang sudah saya beli sbb:

Reksadana Campuran
1. FSI MultiStrategy Fund (beli di Commonwealth Bank)
2. Schroder Dana Prestasi (beli di Commonwealth Bank)

Reksadana Saham
1. Mandiri Investa Atraktif (beli di Bank Mandiri)
2. Manulife Dana Saham (beli di Bank Mandiri)
3. Schroder Dana Prestasi Plus (beli di Bank Mandiri)
4. Fortis Ekuitas (beli di Commonwealth Bank)
5. Fortis Infrastruktur Plus (beli di Commonwealth Bank)
6. First State IndoEquity Sectoral Fund (beli di Commonwealth Bank)
7. First State I Multistrategy Fund (beli di Commonwealth Bank)

Reksadana Indeks
1. Danareksa Indeks Syariah

Pilihan untuk membeli di Bank agar lebih nyaman dalam bertransaksi, walaupun biayanya relatif menjadi lebih mahal bila dibanding membeli langsung ke Perusahaan Sekuritas.
Bank Commonwealth memberikan fasilitas pembelian reksadana secara online, sehingga kita dapat memantau kondisi Nilai Aktiva Bersih (NAB), jumlah unit via internet. Namun saya belum tahu apakah proses penjualan juga bisa dilakukan secara online dari rumah.

Saat ini saya juga sedang mengamati (ingin membeli) jenis-jenis reksadana berikut:

Reksadana Pendapatan Tetap
1. Danamas Pasti
2. Investasi Reksa Premium
3. Si Dana Obligasi Prima
4. Prospera Obligasi Plus
5. BNI Dana Berbunga Dua
6. Sulut Fund Stabil

Reksadana Campuran
1. Bahana Dana Infrastruktur
2. Danareksa Anggrek Fleksibel
3. Fortis Pesona
4. IPB Syariah
5. Lautandhana Balanced Fund
6. Mandiri Investa Syariah Berimbang
7. Mega Dana Campuran
8. Mr. Flex
9. NAM Investasi Unggulan
10. Prospera Balance
11. Reksadana GMT Dana Fleksi
12. Reksadana Maestro Berimbang
13. Reksadana Gani Flexi Fund
14. Reksadana Keraton
15. Reksadana Mega Dana Syariah
16. Star Balanced
17. X-tra Dana Dinamis

Reksadana Indeks
1. Si Dana Saham Optimal

Reksadana Saham
1. Bahana Dana Prima
2. Danareksa Mawar
3. Danareksa Mawar Agresif
4. Mahanusa Dana Ekuitas
5. Makinta Mantap
6. NAM Investasi Agresif
7. Phinisi Dana Saham
8. Pratama Saham
9. Reksadana Dana Ekuitas Prima
10. Reksadana Maestro Dinamis
11. TRIM Kapital
12. Schroder Dana Istimewa

Dengan catatan semua informasi yang dibutuhkan bisa diperoleh guna melakukan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan dengan syarat dapat memberikan pelayanan yang baik, tentu saja selama masih ada dana yang tersedia ;p

Setelah itu melakukan monitoring dan evaluasi dari portofolio reksadana yang sudah dibeli secara harian, mingguan, bulanan, 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan untuk menentukan apakah tetap perlu dipertahankan, melakukan top up atau melakukan profit taking (redemption).

Satu hal pasti bahwasanya resiko akan selalu ada di sepanjang tahun 2008 !
Tetapi semata Demi untuk membuktikan kompensasi dari high risk - high return , kinilah momen pembuktian !

Dan melakukan pembelajaran dari pengalaman serta kontinyu melakukan analisa historis

Selamat Berinvestasi...

nb: Jika mau sharing soal reksadana res dapat dihubungi di
email : masres@planetcinta.com
phone : (021) 7044 3596


Next Big Step : Belajar Bermain Saham !

Tidak ada komentar:

 
Who links to me?